Modus Pemerasan Siber dengan Video AI

Kuala Lumpur digemparkan kasus pemerasan yang menyasar sejumlah anggota parlemen Malaysia. Pelaku menggunakan video cabul rekayasa AI untuk mengancam target dan menuntut uang tebusan besar. Jika tak dibayar, video palsu itu diancam akan disebarkan ke publik.


Korban Anggota Parlemen dan Dewan Kota

Anggota Parlemen Sungai Petani, Mohammed Taufiq Johari, serta Anggota Dewan Kota Anggerik, Mohd Najwan Halimi, mengaku menerima email berisi video rekayasa dan tuntutan tebusan.
Taufiq menyebut dirinya mendapat surel pada Jumat (12/9) dari akun tak dikenal, disertai video palsu dan permintaan pembayaran sebesar USD 100.000 (sekitar Rp 1,6 miliar). Ia segera melapor ke Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) dan berencana membuat laporan polisi.
Najwan juga menerima ancaman serupa, termasuk tangkapan layar palsu bergambar dirinya. Ia melapor ke MCMC dan kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.


Ancaman Juga Menimpa Legislator Lain

Kasus ini bukan pertama kali menimpa pejabat negeri jiran. Sebelumnya, ancaman serupa dialami oleh Datuk Seri Rafizi Ramli (Pandan), Wong Chen (Subang), serta Chan Foong Hin (Kota Kinabalu).
Rafizi mengungkap dirinya menerima tangkapan layar video palsu beserta kode QR untuk pembayaran. Kantor Chan pun melapor ke MCMC setelah mendapatkan email berisi tuntutan serupa.

Kunjungi: Situs Game Slot Online Deposit Dana BETINGSLOT


Kekhawatiran dan Respon Para Korban

Wong Chen menilai kasus ini menambah rasa tidak aman bagi legislator. Menurutnya, pemerasan tersebut dilakukan dengan kualitas manipulasi yang buruk, namun tetap menimbulkan kekhawatiran serius.
“Fakta bahwa eksekusinya begitu palsu justru membuat saya lebih khawatir,” kata Wong.


Pola Pemerasan yang Sama

Dugaan kuat, pelaku memakai metode seragam: membuat video manipulasi dengan AI, mengirim tangkapan layar palsu melalui surel, lalu menuntut pembayaran besar agar tidak disebarkan.
Semua legislator yang menjadi target menolak membayar tebusan dan memilih melaporkan kasus ini ke otoritas terkait.

Baca Juga: Gen Z Banyak Alami Nyeri Lutut, Apa Penyebabnya?

By cuvex

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *