Fakta Mengejutkan dari OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap data mencengangkan: dana masyarakat yang lenyap karena terjerat aktivitas keuangan ilegal menembus lebih dari Rp 120 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, mengatakan dana itu seharusnya bisa mengalir ke sektor produktif. Namun realitanya, justru hilang akibat maraknya penipuan dan layanan ilegal.
“Bagaimana partisipasi masyarakat bisa diharapkan jika uang justru raib karena menjadi korban keuangan ilegal? Angkanya sudah lebih dari Rp 120 triliun. Ini sangat menyedihkan,” ujarnya dalam acara Kampanye Nasional Berantas Scam di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Ribuan Entitas Ilegal Ditutup
Berdasarkan data Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI), sejak 1 Januari hingga 29 Juli 2025 terdapat 1.840 entitas ilegal yang berhasil dihentikan. Dari jumlah itu, 1.556 merupakan pinjaman online ilegal, sementara 284 sisanya investasi ilegal.
Selama periode yang sama, OJK menerima 11.137 laporan pengaduan, terdiri dari 7.929 terkait pinjol ilegal dan 2.208 soal investasi ilegal.
Tak hanya itu, ada 2.422 nomor telepon yang terindikasi terhubung dengan aktivitas ilegal, serta 22.993 nomor telepon korban scam yang telah diblokir.
Kerugian Menggunung Sejak 2007
OJK mencatat, kerugian akibat investasi ilegal sejak 2007 hingga kuartal I 2025 sudah mencapai Rp 142,13 triliun. Jumlah ini memperlihatkan betapa panjang dan luasnya dampak praktik keuangan ilegal di Indonesia.
Masalah penipuan juga makin serius. Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) melaporkan ada 225.281 pengaduan scam, dengan total 359.733 rekening terlibat. Dari angka tersebut, 72.145 rekening berhasil diblokir.
Kerugian masyarakat akibat scam mencapai Rp 4,6 triliun, sementara dana yang berhasil diselamatkan melalui pemblokiran tercatat Rp 349,3 miliar.
Peringatan Keras bagi Publik
Fenomena ini menunjukkan bahwa masyarakat masih rentan terjebak janji keuntungan cepat. OJK menekankan pentingnya kewaspadaan dan edukasi keuangan agar dana publik benar-benar tersalurkan ke sektor produktif, bukan raib menjadi korban keuangan ilegal.
Baca Juga: Marc Marquez Akhiri Kutukan, Menang di Red Bull Ring