Review Film Merah Putih One For All: YouTuber Beri Nilai Negatif
Jakarta – Film animasi Merah Putih: One For All yang baru saja tayang di bioskop langsung menuai beragam respons dari penonton, khususnya para YouTuber reviewer film. Sayangnya, sebagian besar ulasan yang beredar bernada negatif dan mengkritisi kualitas animasi serta alur ceritanya.
Kritik Pedas dari YouTuber
Salah satu YouTuber, Halaman Tetangga Ch, mengunggah video berjudul “Review Film Merah Putih One For All! ABSOLUTE PUYENG!” yang telah ditonton lebih dari 53.000 kali hanya dalam 16 jam sejak dipublikasikan. Dalam videonya, ia menyoroti berbagai kelemahan film, mulai dari kualitas animasi hingga eksekusi cerita.
YouTuber lain, Naufal Wi, bahkan memberi pernyataan tegas dalam videonya yang berjudul “Gue Nonton Merah Putih One For All Supaya Kalian Ga Perlu Tonton”. Ia menyebut film ini sebagai “film terjelek” yang pernah ia tonton. Naufal mengkritik banyaknya adegan yang terlihat seperti copy-paste, gerakan karakter yang kaku, hingga objek yang saling menembus.
Respons Netizen
Di kolom komentar, banyak netizen yang menanggapi dengan beragam opini. Ada yang merasa kasihan kepada reviewer yang harus menonton demi membuat konten, ada pula yang penasaran dengan jumlah penonton di dalam bioskop.
- “Kasian banget mas mas ini melakukan semua ini demi viewersnya. Semoga sehat selalu,” tulis seorang netizen.
- “Yg gua bikin penasaran itu di dalem bioskop ada berapa orang bang yg nonton? Apa cuma lu doang?” tanya yang lain.
- “Makasih bang, btw berhenti💅 jangan lanjut💅,” komentar seorang pengguna lain.
Data Penayangan Perdana
Menurut data dari situs Cinepoint, penayangan perdana film ini pada Kamis (14/8) hanya mampu menarik 720 penonton dari total 50 kali pemutaran di seluruh Indonesia. Angka tersebut tergolong rendah untuk film dengan misi besar membangkitkan semangat kebangsaan melalui kisah heroik anak-anak Nusantara.
Misi Besar, Eksekusi Lemah
Pembuat film berdurasi 70 menit ini mengaku ingin menyampaikan pesan nasionalisme dan persatuan. Namun, kualitas teknis animasi yang rendah membuat pesan tersebut kurang tersampaikan secara maksimal. Kritik pun mengalir di media sosial, menjadikan film ini bahan perbincangan hangat di kalangan pecinta film Indonesia.

Apakah kamu sudah menonton film ini? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!