Jaga Keseimbangan Kepentingan
Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Kemen UMKM) menekankan pentingnya penetapan biaya layanan platform digital secara bijak. Deputi Usaha Mikro, Riza Damanik, mengatakan keberlangsungan bisnis platform perlu dijaga, namun pelaku UMKM yang memanfaatkan layanan tersebut juga harus tetap meraih keuntungan optimal.
“Platform tentu punya kepentingan untuk sustain, tapi pemerintah juga berkepentingan agar UMKM tetap mendapatkan keuntungan optimal. Dua-duanya harus berjalan,” ujar Riza, Sabtu (9/8/2025).
Kolaborasi dengan GoFood dan Pojok Belajar
Pernyataan tersebut disampaikan Riza saat konferensi pers ekspansi program Pojok Belajar GoFood di Jakarta, Jumat (8/8). Program pendampingan UMKM kuliner ini diperluas dari 8 kota menjadi 24 kota di Indonesia, sebagai bagian dari kemitraan pemerintah dan GoFood.
Menurut Riza, strategi pemberdayaan UMKM kini bergeser dari sekadar mendorong kuantitas onboarding ke platform digital, menjadi fokus pada peningkatan kualitas usaha. Program Pojok Belajar dinilai berhasil memberi dampak nyata lewat edukasi branding, pemasaran, dan pengelolaan keuangan, dengan mentor dari pelaku usaha berprestasi.
Dorong Ekosistem Wirausaha Kuat
Riza menegaskan kolaborasi lintas sektor — pemerintah, swasta, komunitas, hingga antar-UMKM — menjadi modal penting untuk membangun ekosistem wirausaha yang solid. Hal ini juga mendukung target rasio kewirausahaan nasional mencapai 8% pada tahun 2045.
KUR Rp 300 Triliun untuk Naik Kelas
Selain pendampingan, Kemen UMKM mengandalkan pembiayaan untuk mendorong UMKM naik kelas. Tahun ini, plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp 300 triliun, mayoritas disalurkan ke sektor produksi. Hingga 31 Juli 2025, 60% dari plafon tersebut sudah tersalur.
Per Juli, terdapat lebih dari 1 juta debitur baru dan 1 juta debitur graduasi — artinya mereka naik kelas dari skala super mikro ke mikro, atau dari mikro ke kecil, yang mencerminkan peningkatan kapasitas produksi.
Baca Juga: Ekonomi RI Masih Ditopang Sektor Informal