Lifting Minyak RI Diprediksi Tembus 700 Ribu Barel per Hari Berkat Sumur Masyarakat
Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa produksi minyak siap jual atau lifting harian Indonesia saat ini telah mencapai 608 ribu barel oil per day (BOPD) selama dua pekan terakhir. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga menembus 700 ribu BOPD berkat kontribusi dari sumur minyak masyarakat.

Kontribusi Sumur Masyarakat Dorong Target Lifting Nasional
Juru Bicara Kementerian ESDM, Dwi Anggia, menjelaskan bahwa tambahan produksi dari sekitar 30.000 sumur masyarakat di empat wilayah besar – Aceh, Sumatera Selatan, Jambi, dan Jawa Tengah – akan memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian lifting nasional.
“Sumur rakyat itu bisa sampai 20 ribuan barel per hari. Bahkan bisa lebih kalau seluruh data terinventarisasi dengan baik,” kata Dwi Anggia.
Pengelolaan Sumur oleh Koperasi dan UMKM
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa sumur-sumur minyak rakyat akan dikelola oleh masyarakat secara langsung melalui skema koperasi, BUMD, dan pelaku UMKM. Pemerintah menargetkan sistem ini akan berjalan mulai 1 Agustus 2025.
“Dikelola oleh koperasi, tapi bukan koperasi abal-abal ya. Ini koperasi yang memang siap mengelola sumber daya migas seperti Kopdes Merah Putih,” jelas Bahlil.
Pertamina Jadi Pembeli Utama Minyak Masyarakat
Pertamina akan berperan sebagai off-taker atau pembeli hasil produksi dari sumur masyarakat. Harga beli akan berkisar antara 70% hingga 80% dari Indonesia Crude Price (ICP).
- Lifting saat ini: 608 ribu BOPD
- Target lifting: 700 ribu BOPD
- Kontribusi sumur rakyat: hingga 20 ribu BOPD
- Jumlah sumur masyarakat: ±30.000 unit
- Skema pembelian: 70–80% dari ICP oleh Pertamina
Empat Wilayah Penyumbang Produksi Minyak Masyarakat
Sumur-sumur minyak masyarakat tersebar di beberapa provinsi penghasil migas utama, yaitu:
- Aceh
- Sumatera Selatan
- Jambi
- Jawa Tengah
Upaya Mendorong Ketahanan Energi Nasional
Langkah strategis ini dinilai sebagai solusi untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri tanpa ketergantungan penuh pada blok-blok besar migas. Dengan partisipasi langsung masyarakat, pemerintah berharap bisa memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menciptakan ekonomi kerakyatan berbasis energi.
Dengan pendekatan inklusif dan kolaboratif ini, Indonesia optimis mampu mendongkrak angka lifting dan mewujudkan kemandirian energi nasional yang berkelanjutan.